This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
31 Agustus 2014
Kematian Aktivis Papua, Siapa Pelakunya?
24 Agustus 2014
Nasib Dua Wartawan Perancis di Papua Yang Tidak Diketahui
Thomas Dandois dan Valentine Bourrat, dari Franco-Jerman Saluran TV Arte, telah dituduh pelaporan tanpa visa valid.
Para pembuat film dokumenter yang dengan visa turis ketika mereka ditahan di kota dataran tinggi Wamena, bersama dengan sejumlah aktivis hak asasi manusia setempat.
Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan kepada Asia Pacific pasangan didakwa dengan pelanggaran imigrasi dan bisa menghadapi hingga lima tahun penjara.
"Tuduhan menyalahgunakan visa turis mereka untuk melakukan pekerjaan jurnalistik," katanya.
"Polisi mengatakan bahwa mereka dicurigai berusaha untuk menarik perhatian internasional pada Papua, untuk meningkatkan pemberontakan di Papua."
Thomas Dandois dan Valentine Bourrat, dari Franco-Jerman Saluran TV Arte, telah dituduh pelaporan tanpa visa valid.
Para pembuat film dokumenter yang dengan visa turis ketika mereka ditahan di kota dataran tinggi Wamena, bersama dengan sejumlah aktivis hak asasi manusia setempat.
Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan kepada Asia Pacific pasangan didakwa dengan pelanggaran imigrasi dan bisa menghadapi hingga lima tahun penjara.
"Tuduhan menyalahgunakan visa turis mereka untuk melakukan pekerjaan jurnalistik," katanya.
"Polisi mengatakan bahwa mereka dicurigai berusaha untuk menarik perhatian internasional pada Papua, untuk meningkatkan pemberontakan di Papua."
Thomas Dandois dan Valentine Bourrat, dari Franco-Jerman Saluran TV Arte, telah dituduh pelaporan tanpa visa valid.
Para pembuat film dokumenter yang dengan visa turis ketika mereka ditahan di kota dataran tinggi Wamena, bersama dengan sejumlah aktivis hak asasi manusia setempat.
Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan kepada Asia Pacific pasangan didakwa dengan pelanggaran imigrasi dan bisa menghadapi hingga lima tahun penjara.
"Tuduhan menyalahgunakan visa turis mereka untuk melakukan pekerjaan jurnalistik," katanya.
"Polisi mengatakan bahwa mereka dicurigai berusaha untuk menarik perhatian internasional pada Papua, untuk meningkatkan pemberontakan di Papua."
Thomas Dandois dan Valentine Bourrat, dari Franco-Jerman Saluran TV Arte, telah dituduh pelaporan tanpa visa valid.
Para pembuat film dokumenter yang dengan visa turis ketika mereka ditahan di kota dataran tinggi Wamena, bersama dengan sejumlah aktivis hak asasi manusia setempat.
Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan kepada Asia Pacific pasangan didakwa dengan pelanggaran imigrasi dan bisa menghadapi hingga lima tahun penjara.
"Tuduhan menyalahgunakan visa turis mereka untuk melakukan pekerjaan jurnalistik," katanya.
"Polisi mengatakan bahwa mereka dicurigai berusaha untuk menarik perhatian internasional pada Papua, untuk meningkatkan pemberontakan di Papua."
Thomas Dandois dan Valentine Bourrat, dari Franco-Jerman Saluran TV Arte, telah dituduh pelaporan tanpa visa valid.
Para pembuat film dokumenter yang dengan visa turis ketika mereka ditahan di kota dataran tinggi Wamena, bersama dengan sejumlah aktivis hak asasi manusia setempat.
Human Rights Watch Andreas Harsono mengatakan kepada Asia Pacific pasangan didakwa dengan pelanggaran imigrasi dan bisa menghadapi hingga lima tahun penjara.
"Tuduhan menyalahgunakan visa turis mereka untuk melakukan pekerjaan jurnalistik," katanya.
"Polisi mengatakan bahwa mereka dicurigai berusaha untuk menarik perhatian internasional pada Papua, untuk meningkatkan pemberontakan di Papua."
Laporan-laporan mengatakan Mr Dandois ditangkap di perusahaan tiga anggota gerakan separatis.
20 Agustus 2014
Benny Wenda: Meragukan Jokowi Membuat Kemajuan Bagi Papua Barat
The Vanuatu Daily Post melaporkan Mr Wenda, yang merupakan calon pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, mengatakan umat-Nya tidak akan mencari dukungan dari presiden baru untuk membantu mereka.
Dia mengatakan yang penting adalah bahwa 80 persen dari orang Papua Barat telah memboikot pemilu di Indonesia.
15 Agustus 2014
11 Aktivis Mahasiswa Uncen ditangkap Polisi
Photo Ilust / FWP |
Demokrasi damai di lakuakan dalam rangka peringatan hari penolakan perjanjian New York, 15 Agustus 1962 oleh Indonesia, Amerika , Belanda dan PBB tanpa melibatkan orang asli papua.
11 Agustus 2014
IFJ Mengutuk Penangkapan Wartawan Perancis di Papua Barat
Two journalists Thomas Dandois and Valentine Bourrat |
Pada hari Jumat, 8 Agustus dua wartawan Thomas Dandois dan Valentine Bourrat ditangkap di kota Wawena, bersama dengan tiga separatis dari Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang dilaporkan membantu mereka pada Peliputannya.
Andy Ayamiseba : WPNCL Tidak Mewakili NFRPB
Andy Ayamiseba/Jubi |
Yoman: Tunding TNI/Polri Dibalik Konflik Kekerasan Di Papua
S. Sofyan Yomna Ketua PGBP (photo_jubi) |
“Kami mengutuk berbagai aksi kekerasan yang dilakukan oleh TPN/OPM maupun TNI/Polri sejak 2012 hingga saat ini di Kabupaten Lanny Jaya,” ungkap Pdt. Socratez yang juga penulis buku ini dalam jumpa pers di kediamannya di Padangbulan, Jayapura, Senin (11/8).
PGG Baptis Papua juga mendesak Pangdam VXII Cenderawasih, Majen (TNI) Christian Zebua dan Kapolda Papua, Brigjen (Pol) Yotje Mende bersama Pemerintah Kabupaten Lani Jaya untuk segera menarik kembali seluruh aparat TNI/Polri yang sedang bertugas di Kabupaten Lani Jaya.
10 Agustus 2014
Direktur Human Rights Law Centre’s: PM Australia didesak Berdiskusi Dengan Presiden Indonesia Atas Issu Papua
Direktur Hukum Hak Asasi Manusia Centre Komunikasi, Tom Clarke, mengatakan Presiden Indonesia terpilih, Joko Widodo, merupakan kesempatan terbaik untuk tanggal untuk dialog yang bermakna tentang pelaksanaan perlindungan hak asasi manusia di kerjasama militer.
"Selama kampanye, Jokowi menampilkan dirinya sebagai 'kulit yang bersih', sebagai seseorang yang ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Misalnya, dia adalah calon presiden pertama yang pernah berkampanye di provinsi Papua yang bergejolak di Indonesia dan dia membuat komentar tentang menjanjikan mengangkat larangan efektif yang mencegah media internasional dari mengunjungi, "kata Clarke.
08 Agustus 2014
Enden Wanimbo: Sesalkan Penangkapan Jurnalis Asing Asal Prancis
Keduanya saat ini masih diperiksa di ruang penyidikan Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Kepolisian Daerah Papua.
“Iya, benar, itu Thom dan satunya seorang perempuan, mereka akan ketemu kami, mereka diutus oleh kantor OPM di Prancis, mereka adalah wartawan kami,” kata Panglima Kodap VII Organisasi Papua Merdeka wilayah Lapago Jayawijaya, Erimbo Enden Wanimbo, saat menghubungi Tempo, Jumat, 8 Agustus 2014.
Enden mengatakan kedua jurnalis tersebut belum sempat berjumpa dengan petinggi OPM di markasnya di sekitar Distrik Pirime, Lanny Jaya. “Mereka ditangkap di hotel di Wamena sebelum ketemu kami, mereka tidak bersalah,” ujarnya.
Enden meminta kepolisian membebaskan kedua wartawan tersebut. “Kami minta lepaskan mereka, sekali lagi, mereka tidak punya kesalahan apa-apa. Mereka hanya ingin meliput, bukan dengan tujuan politik atau ada kepentingan tertentu,”ujarnya lagi.
Tendies dan Burrot ditangkap oleh Kepolisian Resor Jayawijaya, Kamis, 7 Agustus 2014, di Hotel Mas Budi Wamena. Bersama keduanya, tiga orang dari Dewan Adat Papua (DAP) juga diringkus. Ketiganya berinisial LK (17), DD (27), dan JW (24). “Kalau tiga orang lainnya itu, bukan pengikut kami. Saya tidak mengenal mereka bagian dari pasukan saya, mereka itu dari DAP,” kata Enden.
Enden menyesalkan tindakan kepolisian yang dengan mudah menahan jurnalis asing. “Kebebasan bersuara sudah dibungkam. Kenapa masalah Papua tidak boleh diketahui di luar negeri?” katanya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono menjelaskan, dalam penyelidikan polisi, Tendeis telah menyalahi izin visa seperti yang tertulis dalam paspornya.
“Dalam visa Thomas, dia berkunjung ke Wamena sebagai turis. Tapi, kenyataannya, dia meliput di Wamena. Jelas dia melakukan peliputan ilegal,” ujarnya. (Baca: Mabes Polri Selidiki Identitas Jurnalis Prancis)
Dari data yang diperoleh, kepolisian masih menyelidiki keberadaan jurnalis Prancis ini di Wamena, apakah sebagai jurnalis atau orang yang bekerja di lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing. “Hingga saat ini, baik jurnalis maupun LSM asing masih dilarang pemerintah pusat untuk melakukan peliputan ataupun penelitian di Papua,” kata Pudjo.
Ia mengaku khawatir kegiatan itu direkayasa untuk membuat kerusuhan. “Kami masih mendalami undang-undang apa yang akan disangkakan kepada mereka.
07 Agustus 2014
Otoritas Indonesia menangkap jurnalis Perancis di Papua Barat di Markas separatis
Journalis Asing / Ils |
Kepala polisi daerah Lany Jaya, Komisaris Senior Adolf Beyage, dikonfirmasi ke Fairfax Media bahwa petugas kepolisian telah menahan Thomas Charles Tendeis, yang katanya adalah seorang jurnalis Perancis.
"Dia menggunakan visa turis tetapi sebenarnya ia melakukan pekerjaan jurnalistik," katanya di Lanny.
Juru bicara kepolisian Papua, Kombes Sulistyo Pudjo, kemudian kata Tendeis, 40, ditangkap pada Rabu di perusahaan tiga anggota organisasi separatis.
03 Agustus 2014
TPN: Kami Bukan Pelaku Kriminal, Kami Perang Gerilya Dengan Pasukan NKRI
Polisi Papua/Ils |
E.Wanimbo: Pasukan Saya Aman, 5 OPM Tewas itu Berita Bohong!
Flag Free West Papua/Ils |