Oleh Andi Ayamiseba
WPNCL Vanuatu /photolish |
PM Natuman memberitahukan kepada kami berdua bahwa laporan Menlu-menlu MSG ke Indonesia dan Papua dirahasiakan dari Pemerintahan
Vanuatu dengan alasan penboikotan kunjungan oleh Vanuatu, dan akan
hanya diberikan dalam summit MSG.
Hal ini menandakan bahwa adanya
kemungkinan suatu konspirasi untuk mengeluarkan issue Papua Barat dari
Agenda Item MSG untuk se-lama-lamanya.
Pertanyaan disini, apa langkah berikut yang perlu diambil oleh Vanuatu dan West Papua?
Kami bertiga berembuk, dan menyetujui bila aplikasi ini ditolak, maka TARGET seminimal mungkin agar issue ini tetap berada dalam Agenda Item MSG dengan dalil apapun.
Setelah MSG Summit berlangsung tanpa kehadiran Fiji dan sepulangnya PM Joe Natuman dari Port Moresby kami (Sope, Ondowame dan saya) dipanggil oleh PM Joe Natuman dan diberi briefing sebagai berikut:
“Ada beberapa kelompok pembebasan Papua diundang, tetapi Chief (tetua adat) Vanuatu akan memfasilitasi proses rekonsiliasi Melanesia.” tambah Pastor Nafuki.
Pastor Nafuki menegaskan, jika kelompok Papua ini datang ke Vanuatu maka rakyat Vanuatu akan memberikan jalan bagi kelompok-kelompok (faksi) untuk berdamai. Vanuatu juga akan melayani dan membantu setiap proses unifikasi jika itu diperlukan.
Andy Ayamiseba, perwakilan West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) di Vanuatu membenarkan rencana rekonsiliasi ini.
“Pemerintah Vanuatu akan mengundang 3 faksi besar WPNCL, NRFPB dan KNPB/Free West Papua Campaign untuk membentuk suatu organisasi payung untuk mengajukan permohonan baru ke MSG.” kata Andy Ayamiseba kepada Jubi.
Kami bertiga berembuk, dan menyetujui bila aplikasi ini ditolak, maka TARGET seminimal mungkin agar issue ini tetap berada dalam Agenda Item MSG dengan dalil apapun.
Setelah MSG Summit berlangsung tanpa kehadiran Fiji dan sepulangnya PM Joe Natuman dari Port Moresby kami (Sope, Ondowame dan saya) dipanggil oleh PM Joe Natuman dan diberi briefing sebagai berikut:
- Laporan kunjungan Menlu-menlu MSG ke Papua dan Indonesia mengatakan bahwa di Papua ada banyak faksi-faksi dan WPNCL tidak mewakili orang-oranng Melanesia di Indonesia.
- PM Natuman menanyakan bagaimana kalian (Menlu) datang kepada pendapat tersebut sedangkan tidak bertemu dengan wakil-wakil resistance group, NGO's, wakil-wakil gereja, wakil-wakil adat dan civil society apalagi hanya berada selama 4 jam di Papua untuk mencari tau aspirasi sebetulnya?
- PM Natuman mengusulkan kalau memag demikian halnya, maka Vanuatu bersedia mengundang semua faksi-faksi perjuangan Papua Merdeka untuk berembuk di Vanuatu dan membentuk satu organisasi payung yang cukup representative untuk mengajukan suatu permohonan keanggotaan yang baru kepada MSG. dan usulannya mendapat dukungan PM O'Neil dari PNG, dan Gordon Darcy Lilo dari Splpmon Islands.
- Dengan demikian maka issue Papua Barat tetap berada dalam agenda MSG, dan Pemerintah Vanuatu tetap berkomitment dengan usulannya dan membentuk suatu Komite bernama WEST PAPUA UNIFICATION COMMITTEE yang akan menyelenggarakn Symposium tersebut mulai pada tgl 27 s/d 30 Augustus 2014.
- Sekian agar jangan penolakan aplikasi WPNCL untuk keanggotaan MSG dan langkah selanjutnya diputar balikan oleh KAUM MANIPULATOR PERJUANGAN PAPUA MERDEKA.
“Ada beberapa kelompok pembebasan Papua diundang, tetapi Chief (tetua adat) Vanuatu akan memfasilitasi proses rekonsiliasi Melanesia.” tambah Pastor Nafuki.
Pastor Nafuki menegaskan, jika kelompok Papua ini datang ke Vanuatu maka rakyat Vanuatu akan memberikan jalan bagi kelompok-kelompok (faksi) untuk berdamai. Vanuatu juga akan melayani dan membantu setiap proses unifikasi jika itu diperlukan.
Andy Ayamiseba, perwakilan West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) di Vanuatu membenarkan rencana rekonsiliasi ini.
“Pemerintah Vanuatu akan mengundang 3 faksi besar WPNCL, NRFPB dan KNPB/Free West Papua Campaign untuk membentuk suatu organisasi payung untuk mengajukan permohonan baru ke MSG.” kata Andy Ayamiseba kepada Jubi.
0 komentar:
Posting Komentar